22/06/23

Lembaran Kehidupan

Lembaran hidup tlah terlalui
Warna alur memang tak disamai
Jatuh bangun tlah terasai
Menajak menurun pun dilalui

Orang datang dan pergi silih berganti
Ada pula yang tak bisa lagi dijumpai
Kenapa sedih lagi menyendiri?
Toh hidup tak selalu dibersamai

Keluar dari perut ibu sendiri
Pun dikubur di liang tanah sendiri
Dihisab amal hidup sendiri
Pun menyebrangi shiroth sendiri

Sudahlah katib yang jiwai...
Simpan kembali syair sendu di kotak laci
Ambil baik dari duka yang melukai
Gugah lagi hari-hari yang dijalani
Agar esok yang menjemput tak lagi tertawai

-Kania Nuro-

Picture: By Pinterest

16/06/23

Pengalaman Adalah Pelajaran #1


Jangan ajari aku tentang mandiri, 
ketika usia empat tahun setiap hari
aku pulang sendirian dari
sekolah dengan jalan kaki
sejauh satu kilometer. 
Dan ayahku mengiyakan kisah
itu...

Jangan ajari aku tentang sendirian,
ketika kecil setiap aku sakit tak
pernah ada yang menemani.
Kompres sendiri, makan dan
minum obat sendiri, bahkan ke
toilet sendiri. Ketika tanya
mama kenapa? Karena sibuk
kerja...

Diabaikan? Sudah biasa
Dan aku masih bertahan hidup

Terluka, tidak menjadi alasan
untuk melukai orang lain.

15/06/23

Jalan Kehidupan


Setiap orang menjalani kisahnya masing-masing. Ada yang diberi kemudahan dan keberlimpahan sedari lahir, dan ada pula yang dilahirkan dalam keadaan serba kekurangan. Anugerah berupa kesehatan, keamanan, kedamaian, kasih sayang, ataupun harta. Aku yakin tak ada satu pun di muka bumi ini yang memiliki semuanya secara lengkap. Semua pasti memiliki kekurangan.

Lalu setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda dalam setiap fase kehidupannya. Ada yang sejak kecil sudah mengalami satu, dua atau banyak pengalaman traumatis yang membekas hingga dewasa. Tapi adapula yang menjalani keseharian yang biasa-biasa saja tanpa ada hambatan yang berarti, sehingga membuatnya menjadi pribadi yang santai dan stabil secara mental. 

Aku menulis ini hanya sebagai pengingat untuk diriku sendiri, betapa aku harus bersyukur sekecil apapun anuegrah yang aku terima. Tidak apa-apa telah mengalami banyak keadaan sulit yang membuatku jatuh. Karena banyak orang yang mengalaminya pula, aku tidak sendiri. 

Sekarang fokusku bukan lagi melihat kebelakang yang terselimuti kegelapan. Tapi aku harus bisa melihat kearah depan dimana setitik cahaya akan terus menggeliat. Di sana akan ada banyak pengalaman baru, orang-orang baru, memang tak akan sempurna, tapi setidaknya aku memiliki harapan akan sesuatu yang lebih baik dan lebih positif.

Jangan menyerah wahai diri ini, aku memiliki Rabb yang Maha Besar lagi Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Selama aku meminta pada-Nya, Dia tak akan pernah menelantarkanku sama sekali.

Barakallahu fiinaa

01/06/23

Pesan Untukku

19.32

Saat mamah masih ada, keluarga utuh, sehat dan bahagia. Cita-citaku ingin menjadi penulis sekaligus CEO Penerbitan. Makanya aku mengambil kuliah jurusan sastra, lalu jurusan manajemen bisnis. Saat itu aku memang ingin menjadi hafidzhah, tapi bukan cita-cita utama. Saat itu aku dunia oriented.

Tapi setelah mamah meninggal, aku mulai menyadari jika aku membutuhkan Allah. Aku mulai haus untuk mengenal Allah lebih jauh. 

Lalu aku memutuskan menikah, ujian demi ujian datang membuat aku semakin jatuh hingga aku didiagnosa penyakit yang akan aku sandang seumur hidupku.

Semua kejadian itu membuatku semakin lari menuju Allah. Aku butuh pertolongan-Nya. Sehingga aku semakin semangat menuntut ilmu agama, semakin mengharapkan kehidupan akhirat.

aku mendapat hidayah sunnah, berusaha keras belajar agama dan terus berusaha menjadi hafidzhah demi kehidupan yang lebih baik di akhirat.

semua penderitaan yang aku alami menjadi bayaran atas harga yang tak ternilai dari hidayah ini.

jadi aku harus bersyukur, jika Allah tidak memberi ujian-ujian itu, belum tentu aku ada dititik seperti sekarang mendapat hidayah irsyad dan taufiq.

maka aku harus merelakan semua kenikmatan dunia itu diambil oleh Allah demi kenikmatan abadi di akhirat.

Pesan Untuk Anakku

Bismillahirrahmanirrahiim

Nak, pertama yang harus engkau tahu bunda sangat menyayangimu...

Engkau sangat berharga, engkau sangat dicintai terutama oleh bunda...

Nak, maafkan bunda yang banyak kurangnya dalam membersamaimu...

Banyak khilaf dalam mengajarkanmu...

Tapi Nak, yang harus kau ingat bunda selalu menginginkan kebaikan untukmu apapun yang terjadi...

Nak, meski bunda sangat menyayangi dan mencintaimu...

Bunda tidak bisa selalu terus bersamamu...

Akan ada masa bunda harus tidur terbaring di bawah tumpukkan tanah, sehingga engkau akan sulit bertemu bunda...

Tapi Nak, jangan sedih dan tetaplah kuat...

Ingtalah, meski bunda tidak ada untukmu tapi Allah selalu ada untukmu, Dia selalu menjagamu dan melindungimu, Dia tidak akan pernah mati karena Dia Maha Kekal Abadi...

Jadi jangan merasa sendirian ya Nak...

Setiap saat, apapun yang engkau rasakan entah itu sedih atau gembira, teruslah dekat dengan Allah...

Jangan tinggalkan shalat ya Nak...

Berbuat baiklah pada sesama manusia, meski kebaikanmu dibalas dengan keburukan dan rasa sakit, tetaplah berbuat baik ya Nak...

Karena kebaikan akan berakhir dengan kebahagiaan cepat atau lambat...

Jadilah kuat dan berani dalam menjalani kehidupan, meski sulit tetaplah bertahan karena engkau layak hidup...

Mintalah apapun yang kau butuhkan pada Dzat yang Maha Kaya lagi Maha Kuasa, karena bagi-Nya tidak ada hal yang mustahil...

Iringi harimu dengan terus mengingat Penciptamu, niscaya kau tidak akan pernah merasa kesepian...

Jangan berhenti menuntut ilmu agama hingga maut menjemput, karena itu yang akan membawamu pada keselamatan di dunia dan akhirat...

Ketika sedih, istighfarlah...

Ketika senang, istighfarlah...

Dan mohonkanlah ampun untuk bunda sebanyak yang kau bisa...

Mudah-mudahan kita termasuk golongan hamba Allah yang bertaubat...

Aamiin